Penantian atau Pengikhlasan
Semenjak itu sikapmu berubah 180 derajat celcius, menjadi lebih
dingin seperti kutub disalju, aku dibuat hipotermia hingga aku binggung
harus berbuat apa.
hati ini masih berkata aku cinta, namun kamu tak mampu merespon
karena kecewa, seakan tepukan itu tak berbunyi karena hanya sebelah
hati.
aku yang baru saja keluar dari lubang yang dalam, seakan terpelesat
jatuh kembali merasakan kegelapan dalam kesendirian, berteman sepi dan
dinginnya kabut malam.
entah ini sebuah karma atau ujian yang diberikan sang pemilik
sanubari agar hati ini mampu kuat bagai karang yang di terpa ribuan
gelombang.
dalam munajatku terselip namamu, berharap Allah mengabulkannya serta
meridhoinya, menjadikan kamu sebagai kado terindah dalam hidupku.
namun aku kadang termenung dalam kesendirian, berfikir menyatukan
hati dengan logika, apakah engkau juga merasakan hal yang sama? atau
mungkin sebaliknya? .
sebagai seorang makhluk aku hanya percayakan semua ini kapada-Nya,
entah aku akan bertahan menanti keajaiban atau mengikhlaskan untuk
saling berbahagia.
dimasa itu akan kugapai mimpi yang pernah tertunda, membuka jendela
dunia dengan berkarya, berjabat tangan memperbanyak kawan, mengobati
luka dengan tawa dan canda.
satu hal, ingatlah aku yang pernah ada dihatimu, ingatlah aku meski
pernah membuatmu menangis , ingatlah aku yang selalu mencintaimu.
for: CINta

Tidak ada komentar